MAMUJU, KAREBASULSEL – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVIII Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat mengusulkan Jepa, makanan khas Mandar, menjadi warisan budaya tak benda ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Pelaksana Tugas Kepala BPK Wilayah XVIII Muhammad Tang, saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulbar Suhardi Duka, di Mamuju, Senin (10/3/2025) menyampaikan, saat ini pihaknya sedang mengupayakan penetapan Jepa sebagai warisan budaya tak benda untuk kemudian diajukan ke UNESCO.
“Ini penting karena beberapa wilayah di Amerika Utara, seperti Kuba, juga mulai mengusulkan makanan sejenis sebagai warisan budaya dunia,” kata Muhammad Tang.
Jepa merupakan makanan tradisional khas Mandar yang terbuat dari singkong dan parutan kelapa yang berbentuk lingkaran dengan tekstur seperti roti. Makanan ini memiliki aroma khas singkong bakar dan biasanya disajikan bersama ikan teri, ikan terbang dan cumi.
Saat ini, Jepa yang terlihat mirip pizza telah mengalami inovasi dengan tambahan topping pakai gula merah, sehingga menjadikannya semakin banyak diminati. Ia juga mendukung Pemerintah Provinsi Sulbar untuk lebih memperhatikan potensi dan warisan budaya daerah itu.
“Sulbar memiliki banyak potensi dan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Kami berharap ada perhatian lebih dari Pemprov Sulbar terhadap potensi budaya yang dimiliki daerah ini,” katanya.
Gubernur Sulbar Suhardi Duka menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII yang mengajukan Jepa sebagai warisan budaya UNESCO. “Saya mendukung penuh upaya Balai Pelestarian Kebudayaan tersebut. Namun saya juga berharap, tidak hanya Jepa yang diperhatikan, tetapi seluruh warisan budaya Sulbar yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dikomersialisasikan,” kata Suhardi.
Dia menyampaikan bahwa budaya merupakan bagian penting dari pariwisata. Selain mendorong agar warisan budaya Sulbar dilestarikan, juga dipromosikan secara luas. “Budaya adalah bagian dari pasar wisata. Saya setuju dengan rencana ini, baik untuk Jepa maupun warisan budaya lainnya. Terpenting, kita harus mendorong agar budaya kita semakin dikenal dan bernilai ekonomi,” terang Suhardi. [KS-04]





